SANG PEMBUKA HATI

Minggu, 08 Mei 2011

PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM

PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM
 
Sobat muslim yang smart,
Kebanyakan kasus yang kita dapati di kalangan remaja muslim adalah perasaan minder, kurang pede dan merasa katrok alias nggak bisa gaul ketika berada ditengah-tengah remaja lainnya yang memang kurang memahami ajaran islam.  Ketika melihat penampilannya yang tidak sezaman dengan trend mode yang berkembang, maka itu menjadikannya minder dalam pergaulan dan ragu dalam memberikan peran pada pergaulannya ditengah masyarakat. Padahal sebenarnya, justru remaja muslimlah yang patut dijadikan teladan dalam pergaulan dan yang seharusnya banyak memberikan peran dalam pergaulan teman-temannya. Namun hanya karena mendengar sebagian temannya ada yang beropini dan mengatakan bahwa islam adalah agama yang terbelakang dan tidak relevan dengan trend zaman, langsung deh kepercayaannya terhadap dirinya sendiri dan yang (lebih parah) terhadap agama islam menjadi berkurang dan mengendor, naudzu billah pokoknya sobat, jangan sampai hal yang semacam ini menimpa kita semua sebagai remaja yang Alhamdulillah mendapat hidayah melalui ilmu dan dinul islam.
Sobat muslim semua, yakinlah bahwa islam dengan segala syariat yang diajarkannya adalah hal yang terbaik bagi umat manusia dan semua makhluk, termasuk dalam gaya hidup dan berpakain. So, kenapa mesti minder untuk menjalankan syariat ?. Coba kita perhatikan firman Allah subhana hu wa ta’ala berikut ini :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam” [Ali Imron : 19]
Jangan minder buat kamu para cowok yang harus mengenakan celana kain yang potongannya sederhana diatas mata kaki  dengan baju koko mengenakan peci (wah pasti ganteng banget itu), n buat kamu para akhwat jangan sampai minder ketika harus mengenakan jubah yang lebar, jilbab yang besar ,menutup seluruh aurat tanpa memamerkannya sedikitpun dan sedikit keluar rumah kecuali karena suatu kebutuhan yang mendesak, karena memang itulah syari’at islam yang ada. Banyak hikmah dibalik segalanya yang semuanya demi mewujudkan kemaslahatan umat. (ujung-ujungnya juga buat kebaikan kita kan?). Allah ta’la berfirman dalam Al Qur’an :
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
dan janganlah mereka (para wanita mukminat) menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…[An nur : 31]
Sobat muslim semua, Nikmat beragama Islam ini adalah nikmat paling istimewa yang telah diberikan-Nya. So, wajar jika rasa syukur atas nikmat ini harusnya selalu kita rasakan dan ungkapkan. Jika kita tilik  kembali  kehidupan para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim, pasti kita akan merasa kagum dan geleng kepala dengan perjuangan mereka demi mempertahankan keyakinannya terhadap agama islam. Ok lah, biar lebih dapat kita resapi, kita ambil dua contoh singkat dari dua sahabat yang termasuk dari assabiqunal awalun secara singkat. Yang pertama adalah sahabat Ammar bin Yasir yang tetap bertahan dengan keislamannya meskipun orang-orang Quraisy waktu itu menyiksanya, ayahnya dan ibunya dengan siksaan yang pastinya bikin kita semua mrinding bahkann mungkin pingsan karena sadisnya penyiksaan terhadap mereka. Karena saking beratnya siksaan waktu itu sampai-sampai sahabat Ammar mengucapkan kalimat kekufuran dengan lisannya, namun tidak sampai menjadikannya berdosa dan keluar dari islam karena didalam hatinya masih ada keimanan yang kuat. Sehingga turunlah ayat 126 dari surat Annahl.
“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa…..”
Yang kedua adalah sahabat Bilal bin Rabbah, seorang budak yang setiap waktu disiksa oleh tuannya Umayyah bin Khollaf karena mengetahui keislamannya, namun apa respon Bilal terhadap semua siksaan itu?, beliau hanya bertahan dengan mengucapkan satu kata “ahad….., ahad…..” (Allah yang maha esa). Demikianlah pengorbanan orang-orang cerdas dalam mempertahankan keislamannya, karena memang mereka tahu bahwa islamlah satu-satunya agama yang sesuai fithroh saat itu, sebagai penyempurna bagi risalah sebelumnya yang telah dibawa dan disampaikan oleh para nabi-nabi Allah.
Kalau orang-orang cerdas seperti sahabat saja memilih islam dan sampai segitunya dalam mempertahankan keislamannya, terus bagaiman dengan kita sebagi remaja yang berpendidikan dan kreatif dalam berpikir?, akankah kita masih merasa minder dan kurang pede sebagai remaja muslim ketika ada yang mengatakan bahwa islam itu ketinggalan zaman dan katrok?. Tentunya kita nggak boleh tinggal diam saat ada yang mengatakan seperti itu. Kita buktikan dan tunjukkan kepada mereka bahwa islam adalah agama yang sesuai dengan fithrah manusia, islam adalah agama yang selalu relevan dengan keadaan zaman.
Sobat muslim ……
Ada beberapa alasan simple mengapa kita harus pede sebagai remaja muslim…..
Pertama , agama Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa tuhan kita adalah Allah. Maha segalanya. Firman Allah Swt.: “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (QS al-Ikhlas [112]: 1-4)
Insya Allah ini juga bisa bikin kita pede. Kepada siapa lagi coba kita akan menyembah kecuali kepada Allah?, hanya orang yang berakal dangkal dan kerdil saja yang mnyembah kepada sesame manusia, dan yang lebih ngga’ logis lagi adalah ketika ada orang yang menyembah dan meminta kepada benda yag ia buat sendiri.Betul?
Kedua , Islam juga punya al-Quran. Ini benar-benar the amazing book . Pedoman hidup kita dari masalah yang kecil sampai yang besar, Mulai soal bersuci sampe pemerintahan dan negara. Segala aspek kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi dan dari dalam rahim ibu sampai kembali kealam akhirat semuanya telah disebutkan didalam al Qur’an.Wuih, mana ada kitab lain yang bisa begitu? Wah bener-bener bikin pede dan membanggakan banget.
Bahkan W.E. Hocking pun berkomentar tentang al Qur’an , “Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al Quran mengandung banyak prinsip yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikata¬kan, bahwa hingga pertengahan abad ke tiga¬belas, Islam-lah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat.” ( The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461 )
Ketiga, islam adalah agama yang dibawa dan disampaikan oleh rasul yang mulia sebagi penutup para nabi dan rasul sebelumnya,dialah Rasulullah Muhammad  shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diakui oleh kawan dan lawannya sebagai orang yang patut disegani dan dihormati. Sampai-sampai  penulis buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia , Michael Hart, menyebutkan, “Dia (Muhammad saw.) adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus (Nabi Isa) atau siapapun di dunia ini.”
Hanya keteladanan Rasulullah saja lah yang layak dijadikan kiblat bagi seluruh manusia di jagat raya ini. Belaiu bagaikan batu karang yang tangguh yang tetap bertahan meskipun diterpa badai dan ombak dalam mendakwahkan dinul islam. Ketika kaumnya menuduhnya sebagi tukang sihir dan orang gila serta mengusirnya, beliau tidak menyimpan dendam sedikit pun, justru beliau mendoakan mereka dengan kebaikan agar mau masuk islam.
 Nah, sobat muslim……, masih ngrasa minder dengan identitasmu sebagai remaja muslim?. Kalau kamu masih ngrasa minder juga dengan beberapa alasan diatas, maka cobalah introspeksi dan kembali bercermin melihat diri sendiri, apakah kita sudah merasa pede pada diri sendiri?. Rasa pede sebagai remaja muslim perlu diawali dengan rasa pede terhadap diri sendiri terlebih dahulu, karena islam adalah agama yang memberikan amanah kepada umatnya yang harus diterima dengan penuh ketundukan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut ini sedikit ana mau berbagi tips agar bisa menambah rasa percaya diri (dalam hal positif tentunya ya?).
Pertama , mengenali diri sendiri. Lho, emangnya ada yang masih belum kenal dengan dirinya sendiri? Wah, jangan heran sob , banyak di antara kita yang nggak ngeh dan nggak yaki dengan keampuan dirinya sendiri. Caranya, Belajarlah menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar 'kekayaan' pribadi, seperti prestasi yang pernah kau raih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri.
Selanjutnya kamu mesti  sadar dengan semua aset berharga yang kamu miliki tadi. Terus,temukan pula aset yang belum bisa kamu kembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri kamu, seperti: pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, ketergantungan pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lainnya.
Kedua , menilai diri sendiri dengan jujur. Nah lho, jarang banget lho ada orang yang pandai menilai pribadinya dengan jujur. Mayoritas kalo udah bicara tentang dirinya, pasti “gue gitu lho, Orang lain mah LEWAAAT.” Nah,Kita mesti hindari prinsip yang keliru seperti ini.
Sobat muda muslim, sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang kamu miliki. Ingat lho, bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi (perubahan) diri sejak dulu sampai sekarang. Kalau kamu mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah kamu raih (meskiun itu dalam hal yang kecil menurut kamu), berarti kamu telah mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu kamu menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.
Oya, ati-ati lho, kerana ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik en ngetop, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Kalo dipikir-pikir, semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, su’udhon terhadap diri sendiri, ketidak mampuan menghargai diri sendiri hatta berusaha mati-matian menutupi jati diri. Al iyadzu billah dari yang demikian itu.
Ketiga , husnudhon (berpikir positif ) terhadap potensi diri. Cobalah kamu perangi setiap asumsi, prasangka, atau persepsi negatif yang muncul dalam benak kamu. Kamu bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect dan it's okay if I made a mistake, kekeliruan adalah hal yang wajar bagi manusia, namun sebaik-baik orang yang berbuat keliru adalah yang berani memperbaiki kekeliruannya.
Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang, dan berdaun terus berbuah deh,semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. (jiaah dah kayak pohon jeruk aja ya…?)
Itu sebabnya, jangan biarkan rasa su’udhon (pikiran negative)  menguasai pikiran dan perasaan kamu. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di review kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata benar atau tidak benar setelah berpikir panjang dan bener-bener merasiokannya, Coba ya?
Keempat , kamu bisa memasang slogan-slogan yang keren sebagai motivasi diri. Tempelin dekat meja belajarmu, atau di dinding  kamarmu : “Saya pasti bisa!”, “Saya akan belajar dari kesalahan hari ini” “Hari esok harus lebih baik dari hari ini”, “Islam pasti menang!”, “Aku ingin syahid”. Wis, pokoke sebanyak-banyaknya yang bisa menggugah semangatmu.
Kelima , berani ambil risiko. Hidup ini selalu berubah sobat. Kita mesti berani menerima resiko dari setiap usaha kita dan nggak nggak perlu lari dari setiap risiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi risiko tersebut. Contohnya, kamu nggak perlu mengikuti kebiasaan salah  orang lain untuk meng-hindari risiko dakwahmu ditolak. Jika kamu ingin mendakwahkan agama islam (bukan agama yang mengikuti hawa nafsu), pasti ada risiko dan tantangannya.
Keenam , tetapkan hadf (tujuan) yang realistis. Nah, ini perlu sobat. Kamu perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang kamu tetapkan selama ini; apakah tujuan tersebut sudah realistik atau belum. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan kamu dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian kamu akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.
Ketujuh , bersyukur dan tawakal. Wajib deh buat kita semua untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Kita kadang sulit menghadapi hidup ini, tapi dengan banyak bersyukur, pikiran dan perasaan kita jadi lebih tenang menghadapinya. Betul nggak?
Mudah-mudahan beberapa tips diatas bisa bikin kita tambah pede, makin semangat berdakwah and tentunya tetep gaul sebagai remaja muslim yang militan insya Allah. Amiin.
Oke deh, paling nggak itu beberapa alasan kenapa kita kudu pede jadi remaja muslim. Yuk, kita sama-sama membangun rasa percaya diri dan mempertahankannya.Kita bisa mencoba mulai dari sekarang. Nggak perlu nunggu lama-lama lagi. Apalagi, kita sebagai remaja muslim dan juga pengemban amanah sebagai pelanjut tongkat estafet para rosul dan ulama’ salaf. Jazakumullahu khoiron katsiron.

GaUl WitH IslAm..............

           Istilah gaul dalam atmosfir kehidupan remaja. Bukan barang baru sebetulnya. Akrab malah. Ya, nggak man? Pokoke, ada istilah kaca mata gaul, anak gaul, pakaian gaul, bahasa gaul, malah ada juga ustadz gaul (kalo yang ini kira-kira apa yang membuatnya gaul, ya?). Pokoknya, serba gaul deh. Entah siapa yang memulai membikin istilah-istilah seperti itu, yang jelas remaja macam kamu begitu enjoy dengan sebutan anak gaul alias anak yang nggak kuper bin norak. Tul, nggak?
Hanya ada dua sebutan dalam pergaulan remaja, yang out of date dan up to date alias kuno (norak) dan keren. Ukuran kuno dan keren seringkali menjadi standar pergaulan. Misalnya, istilah kaca mata gaul, ini untuk meng­gambar­kan tentang kaca mata yang melenceng dari fungsi aslinya, yakni bukan sebagai alat bantu baca atau pelindung mata saat mela­kukan pekerjaan di laboratorium untuk meredam ra­diasi sinar ultra violet. Tapi sudah berubah fungsi untuk ngeceng. Frame alias bingkainya berwarna ngejreng. Warna hitam, hijau, biru, merah, ungu kerap melengkapi aksesoris kaca mata gaul itu. Pokoknya heboh deh. Kira-kira bisa kamu lihat kaca mata yang dipakai oleh gerombolan dr. pm misalkan atau anak-anak Ska lainnya. Nah, itulah yang disebut gaul dan keren alias up to date dalam standar pergaulan remaja sekarang.
Begitu pun dengan sebutan anak gaul. Gambarannya anak ini enak diajak ngobrol, selalu nyambung dengan objek bahasan dan kesannya nggak norak, ngertiin keinginan kita. Itulah anak gaul. Misalnya, kalau lagi ngomongin soal musik, pasti gape. Kenal grup musik Linkin Park, Korn, Ungu, Nidji, Peterpan dan sejenisnya. Banyak yang akran dan hapal dengan para personel grup band Samsons, T2, atau fasih menyanyikan lagunya Rosa terbaru karya Melly Goeslaw, Ayat-ayat Cinta yang menjadi OST film Ayat-ayat Cinta.
Anak gaul juga biasanya ‘ngebusa’ soal film. Tahu siapa aja yang ikutan main di The Lord of the Rings, ngefans berat sama tokoh-tokoh di film Harry Potter, kesengsem ama para pemainnya Nagabonar 2 atau Get Married. Pokoknya gaul abis. Info yang berkaitan dengan musik, film, dan selebritisnya digeber lewat bacaan atau sering nongkrongin stasiun televisi tertentu. Ehm, sampe sebegitunya ya yang pengen disebut gaul?
“Gaul” ¹ Bebas Berbuat
Yup, memang begitu. Kalo kamu tahu soal perkembangan musik, sepakbola, film, mode, dan yang berhubungan dengan gaya hidup saat ini bukan berarti harus menjadi pelakunya dong. Sekadar tahu, memang nggak dilarang, kok. Malah seharusnya dijadikan sarana untuk mengetahui kerusakan dari budaya pop tersebut.
Cuma memang, bagi kamu yang masih polos kayak kaos oblong, jangan coba-coba untuk mengetahui lebih jauh. Bisa berabe. Jangan-jangan kamu malah latah ikut-ikutan gaul yang nggak benar. Firman Allah Swt.:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS al-Isrâ’ [17]: 36)
Nah, ayat ini bisa dipahami kalau kita wajib tahu hukum Islam tentang hal tersebut sebelum melakukannya. Because, sebagai seorang muslim kita wajib terikat dengan aturan Islam. Misalnya, tahu tentang perkembangan dandanan alias mode, bukan berarti kemudian kita latah untuk mencobanya. Padahal mode tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti swimsuit alias pakaian renang dan tang-top, bagi kamu yang puteri dilarang memakainya di tempat-tempat umum atau di hadapan yang bukan mahromnya.
Allah Swt. berfirman:
“Katakanlah kepada wanita beriman. Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampak­kan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS an-Nûr [24]: 31). Dalam lanjutan ayat tersebut, boleh menampakan ‘perhiasannya’ kepada mahromnya saja, seperti ayah, adik kandungnya dan seterusnya.
Tapi bagi kamu yang ingin tampil ‘ngetren’ dengan jilbabnya, misal warnanya cerah, modelnya nggak ngebosenin, pokoknya matching banget. Jadi, selain menutup aurat, kita juga bisa bergaya, asal tetap menjaga kesopanan dan etika Islam. Tambahan untuk yang pake jilbab, pastikan bahwa jilbabnya memenuhi standar yang ditetapkan Islam. Harus tebal, longgar, dan kainnya harus menyentuh tanah. Perlu kamu ketahui, yang namanya memakai jilbab bukan cuma keru­dungan doang. Karena jilbab adalah (semacam) jubah—baju luar. Berarti busana muslimah adalah kerudung plus jilbabnya, dong!
Di lingkungan anak cowok suka ada acara ‘wajib’ gagah. Rasanya kurang afdhol kalau ternyata penampilannya bikin orang lain ‘keselek’. Atau postur tubuhnya kurang meyakinkan bagi jamaah cewek. Bodi yang keren kayak Ade Rai, dan wajah cool kayak David Beckham, sangat didambakan anak cowok. Latihan angkat barbel (backsound: barbel? Barang belanjaan maksydnya? Hehehe…) atau nimba air di sumur bisa jadi acara ‘wajib’ membesarkan bodi en tampil macho.
Dan ngomong soal tampil macho ini, yang katanya bisa bikin pede dalam gaul, ternyata tetap saja terpaku kepada yang namanya mode. Mode-lah yang telah menciptakan tren. Mode-lah yang telah mengubah persepsi anak cowok dalam bergaul.
Padahal keliru besar kalau anggapan keren dan beken atau anak gaul itu hanya dilihat dari bentuk luarnya saja, belum tentu mewakili. Kenapa? Karena manusia sering tertipu dengan tampilan luar. Sering menyangka emas, padahal tem­baga, atau sebaliknya, mengganggap tem­baga, ternyata malah emas.
Di jaman Rasulullah, para sahabat juga banyak yang keren, malah dalam beberapa riwayat, Ali bin Abi Thalib termasuk orang yang kuat dan perkasa, terbukti ketika dalam suatu peperangan, beliau menggunakan pedangnya yang terkenal, Zulfikar—yang mempunyai mata pedang bercabang dua—mampu membelah tubuh musuh. Ini luar biasa, dengan ukuran pedang yang gede banget dan tentu saja tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkat dan mengayunkan pedang sebesar itu bukan main hebatnya. Tapi Ali r.a. tetap kalem dan nggak punya cita-cita untuk show of force alias pamer kekuatan di hadapan para sahabat lainnya. Sayidina Ali tetap low profile. Tapi ada juga sahabat penampilannya ‘biasa-biasa’ aja malah ada juga yang ‘nggak meyakinkan’ seperti Abdurrahman bin ‘Auf yang punya cacat pada kakinya. Tapi Rasulullah memuji keluhuran akhlak dan pengetahuan mereka.
Bagi jamaah cowok, tampil meyakinkan itu perlu. Tapi jangan sampai merasa wajib untuk tampil macho supaya bisa disebut anak gaul. Membina tubuh agar tetap fit setiap hari boleh-boleh saja, malah dalam beberapa kasus bisa jadi harus, untuk berjihad, misalnya. Nggak masalah. Hanya saja bodi macho bukan segala-galanya. Rasulullah bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu adalah yang menang dalam bergulat, tetapi adalah orang yang dapat menahan nafsunya tatkala dia marah,” (HR Muslim)
Jadi, macho or modis bukan ukuran kepribadian, Brur. Soalnya, percuma saja kalo performance kamu keren, gaul, macho, modis tapi ternyata kelakuan kamu nggak jauh dari para preman. Yang tentu saja nggak punya kepribadian Islam.
Seseorang yang dikatakan punya kepribadian luhur tatkala mempunyai pola pikir dan pola sikap yang tinggi. Seseorang dikatakan punya kepribadian Islam, berarti dia punya pola pikir dan pola sikap yang islami. Detilnya, ia selalu berpikir secara Islam ketika menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Dan dilengkapi dengan sikap jiwa yang tentu saja selalu disandarkan kepada ajaran Islam. Jadi, percuma saja kamu tampil macho or modis, tapi ternyata kelakuan kamu nggak beda sama Sylvester Stallone, yang punya bodi kekar dan keren, tetapi suka melecehkan kaum Hawa.
Nah, sekali lagi, sekadar tahu saja agar bisa ngikutin perkembangan yang ada, nggak masalah. Tapi kalo sudah diaplikasikan dalam kehidupan itu ada aturannya tersendiri. Bila kemudian ternyata bertentangan dengan aturan Islam, maka terlarang bagi kita untuk melakukannya. Tapi bila hal itu bersifat universal, nggak masalah seperti yang telah dijelaskan tadi. Jadi gaul bukan berarti bebas berbuat. Gitu, Brur en Ses!
Masyarakat sakit
Oya, berbagai problem kehidupan ini adalah penyakit bagi masyarakat. Mengapa masyarakat sakit? Sebab masyarakat salah ‘asuhan’. Yang seharus diasuh oleh ajaran Islam, ini malah diasuh oleh ajaran dari Barat yang dipopulerkan oleh para selebriti lewat musik, film, iklan, dan sinetron. Semua membawa racun-racun bagi kehidupan.
Kalau zaman dulu Whitney Houston, Natalie Cole, Nikka Costa, Diana Ross, bener-bener ngejual suara, tapi kebanyakan vokalis akhwat eh cewek sekarang jadi jual bodi. Tengok saja sederatan biduan fave remaja macam Britney Spears, Christina Aguilera, Shakira, Pink, Kylie Minogue, J-Lo (Jennifer Lopez), Destiny’s Child, Atomic Kitten pada berlomba pamer aurat. Bahkan grup instrumentalia macam Bond aja merasa ‘wajib’ menunjukkan keseksian tubuhnya. Ya kebanyakan dari mereka adalah penganut aliran moderat, alias modal dengkul dan buka aurat. Amit-amit deh, meskipun imut-imut!
Gaya hidup boros dan suka pamer juga diajarkan para seleb. Kamu pernah nonton acara MTV Cribs, tayangan televisi versi MTV yang isinya pamer kemewahan dan kegilaan para selebritis dari berbagai bidang hiburan dan olahraga? Yup, di sana ada cerita seleb yang ngoleksi mobil mewah sekelas BMW, Mercy, Porsche atau Jaguar sampe enam belas biji! Suer ini mobil betulan, bukan mobil-mobilan. Ada juga atlit basket NBA yang punya rumah kayak hotel dengan sembilan belas kamar. Belum lagi cincin berlian, kalung bertahtakan permata, dan sebagainya. Sepertinya seleb itu selalu berban­ding lurus dengan punya duit banyak, kendaraan oke punya, rumah pun mewah.
Kalo kamu tergoda? Waduh, sebetulnya jangan sampe tuh. Tapi sayangnya, kini kita melihat kasus-kasus remaja yang nggak jauh dari seks bebas, narkoba, kriminalitas, dan kasus lainnya. Pokoknya ngeri deh, karena kita udah bermesraan dengan ide permisivisme (serba boleh), hedonisme (pemujaan terhadap kenikmatan jasadi dan materi), Ciloko tenan!
Nah, kalo sakit begini siapa yang bisa menyembuhkan? Tentunya kita semua. Anggota masyarakat ini, termasuk kamu yang remaja. Kitalah ‘dokter’ yang akan menyembuhkan masyarakat. Lha, kita kan nggak ngeh apa yang bakal kita lakuin untuk menyembuhkan penyakit itu? Yup, makanya kudu belajar supaya ngerti. Betul?
Wajib “Gaul” dengan Islam
Sobat muda muslim, solusi dari salah gaul ini adalah back to Islam. Kita kudu gaul abis dengan Islam. Kita terhina, justru karena kita meninggalkan ajaran Islam. So, mari kita mulai mencintai Islam sepenuh hati biar gaul kita juga sehat.
Berlajar adalah salah satunya biar kita lebih kenal dengan Islam. Pokoknya kamu kudu tampil cerdas dan bertakwa deh. Kayaknya perlu dengerin nih nasihatnya Imam Syafi’i, “Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan).”
Ayo, kita bisa buktiin bahwa kita bisa tampil beda. Sebagai remaja Islam, kita kudu bangga menyandang gelar umat terbaik. Iya dong, kan Allah udah nyebutin di al-Quran:
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, yang senantiasa menyeru kepada yang ma’ruf (yang sesuai dengan ketentuan syari’at Islam) dan mencegah kemungkaran (yang menyalahi dan bertentangan dengan syari’at Islam) dan beriman kepada Allah”. (QS al imran [3]: 110)
Oke deh mulai sekarang jangan malas mengkaji Islam, supaya jadi remaja yang cerdas dan bertakwa. Kita kepengen banget lho jadi remaja oke. Mari kita niatkan bahwa belajar Islam itu untuk ibadah. Terus ilmu yang didapat kita diamalkan dalam kehidupan. Oya, kaji Islam jangan setengah-setengah. Udah gitu, kita tekadkan bahwa kita nggak betah hidup nyantai dan hura-hura. Hingga akhirnya kita menjadi remaja Islam yang kuat iman, kuat ilmu dan kuat takwanya. Kalo udah gini, insya Allah kamu nggak bakalan salah gaul lagi. Sebaliknya, gaulmu sehat bersama Islam.
Jadi yang namanya anak gaul itu bukan berarti harus tampil all out dengan bebas kelewat batas. Lepas dari nilai-nilai Islam. Islam nggak pernah melarang umatnya untuk keren. Keren di sini maksudnya nggak ‘kumuh’. Bahkan Islam menganjur­kan umatnya supaya tampil rapih dan meyakin­kan. Karena itu bagian dari adab bergaul dengan masyarakat. Dengan kata lain, kita nggak boleh tampil kucel en dekil.
Bila kamu gape bicara soal musik, film, bola, jangan sampe itu membuat kamu terobsesi untuk bisa tampil seperti para pelakunya. Malah kamu jangan cuma gaul dalam urusan-urusan tadi saja, tapi wajib “gaul” juga soal hukum dan pemikiran Islam secara lebih luas. Caranya? Ya, ngaji dong, Non!
Tentu, harus dipahami bahwa dalam kondisi masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini, kita harus selektif. Buat apa tampil “gaul” kalo harus mengorbankan akidah dan kepribadian Islam, iya nggak? Mendingan perdalam Islam supaya bisa selamat dunia dan akhirat. Meski tentu saja Islam tak pernah ‘alergi’ dengan yang namanya perkembangan jaman, tapi dengan catatan, hal itu sesuai dengan ajaran Islam. Jadi begitu, Bro!