SANG PEMBUKA HATI

Sabtu, 07 Mei 2011

Nasehat untuk para remaja islam

nasehat untuk para remaja islam

Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati kita, sehingga kita lebih tahu tentang siapa kita sebenarnya, apa kewajiban yang harus kita tunaikan sebagai seorang muslim, agar kita merasa bahwa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan kita dari mengingat Allah subhanahu wata’ala sebagai penciptanya, agar kitaa tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkahkita menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kita menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata’ala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu wata’ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata’ala. Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah subhanahu wata’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ, فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ, يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ.
“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata’ala. Sudah siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu wata’ala:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌ
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاَةُ
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah shalat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama’ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan mengingat Allah subhanahu wata’ala. Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan bertaubat, Allah subhanahu wata’ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu wata’ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah subhanahu wata’ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa kepada Allah subhanahu wata’ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan di hadapan Allah subhanahu wata’ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata’ala terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata’ala. Mereka melanggar larangan Allah subhanahu wata’ala karena mendekati sebuah pohon di Al Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata’ala. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala, itu merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling engkau benci. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala semata, maka sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ala hanya menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata’ala, mengenal Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang sunnah dan mana yang bid’ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala, karena amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadits serta nasehat dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala firmankan dalam surat Al ‘Ashr:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Wallahu ta‘ala a’lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember

Nasehat Al-Lajnah Ad-Da’imah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah Wal Ifta’

Pertanyaan:
Bagaimana seorang muslim menempuh jalan keselamatan? Apa yang harus dilakukannya dalam menempuh kehidupan yang penuh dengan hal-hal yang bersifat materi ini, yang manusia sangat berlebihan dalam bergelimang padanya sehingga menyebabkan kerasnya hati-hati mereka, Wal ‘Iyadzubillah?
Apa nasehat dan arahan anda kepada saya sebagai seorang pemuda berusia 20 tahun yang cenderung kepada dunia? Apa buku-buku yang anda nasehatkan kepada kami untuk dibaca?

Al-Lajnah Ad-Da’imah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah Wal Ifta’ menjawab:

Wajib atas engkau untuk bertaqwa kepada Allah ta’ala, mentaati-Nya, dan mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi engkau dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, menjauhi berbagai fitnah, senantiasa berbuat baik dan menghindari segala bentuk kejelekan, memperbanyak membaca Al-Qur’an disertai dengan upaya memahami maknanya, menjaga dzikir-dzikir yang shahih dan tsabit dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disertai dengan sikap rendah diri dan menghadirkan hati (khusyu’), membaca kitab (buku-buku) yang banyak terdapat di dalamnya hikmah-hikmah dan nasehat-nasehat seperti kitab Al-Fawa’id dan kitab Ad-Da’u Wad Dawa’ yang keduanya karangan Ibnul Qayyim rahimahullah, berdo’alah kepada Allah dalam sujud engkau dengan do’a-do’a yang terdapat dalam As-Sunnah disertai dengan rendah diri dan khusyu’, mudah-mudahan Allah memberikan hidayah dan melapangkan hati engkau untuk berada di atas kebaikan, dan menjaga engkau dari segala fitnah yang nampak maupun tersembunyi.

10 CiRi-Ciri CeweK BerKuaLiTas


10 CiRi-Ciri CeweK BerKuaLiTas
1. Lemah-lembut
        Coba perhatikan cara Cewek berbicara kepana teman-temannya. Apakah dia selalu suka bernada keras, teriak-teriak, atau malah sopan dan selalu lembut dalam berkata-kata? Ciri-ciri inilah yang mencerminkan di mana cara si Cewek akan berbicara kepada kamu dan keluargamu nantinya.
2. Hemat
        Cowok mana yang mau punya Cewek bermaterialistis? Nanti kalau kamu sudah berkeluarga dengan Cewek tersebut, dia akan menghabiskan uang untuk belanja baju-baju yang tidak perlu. Coba perhatikan dari cara dia menghabiskan uangnya sekarang. Apakah dia termasuk orang yang hemat, pelit, atau hura-hura?
3. Perhatian
        “Kok dia bisa ingat dengan ulang tahun orang tuaku?” ujar kamu. Itu adalah pertanda bagus. Dia benar-benar perhatian akan hal-hal kecil seperti itu. Padahal, kalian belum menikah. Sehabis kamu pulang kerja, makananpun sudah tersedia. Saat kamu sedang sakit, dia memasakan bubur untuk kamu. Hal-hal kecil seperti itulah yang akan membantu dan memperkuat hubungan kamu. Bukankah Cowok juga memang suka diberi perhatian lebih dari si Cewek?
4. Penyabar
          Kamu telat untuk kencan dengan si Cewek tapi si Cewek tidak marah sama sekali saat kamu datang dan dia sudah menunggu 25 menit kelaparan. Kenapa sabar itu ciri-ciri yang baik? Coba pikirkan kalau anda sedang dalam situasi apa saja yang berbau negatif; kesabaran itu akan membantu suasana itu tidak menjadi lebih buruk. Coba bayangkan kamu sedang kencan dengan Cewek yang tidak sabar. Sedikit-sedikit dia marah karena kamu tidak tepat waktu, berbuat sedikit kesalahan. Kencan yang seharusnya senang-senang malahan menjadi pengalaman buruk.
5. Sederhana
         Perhatikan apakah si Cewek kamu suka berlebihan di depan teman-temannya. Apakah dia suka memamerkan tas baru yang baru dia beli hari itu juga? Orang yang suka pamer dan tidak sederhana menunjukan kalau si Cewek itu tidak percaya diri; ada kekurangan yang dia punya dan ingin menutupinya dengan memamerkan sesuatu yang lebih dari dia. Ini sifat yang tidak bagus untuk para Cowok.
6. Jaga kecantikan
          Tidak berarti Cewek itu harus tampil cantik, tapi menjaga kecantikan itu juga berarti itu Cewek tahu bagaimana caranya menjaga dan merawat dirinya sendiri. Jikalah anda sedang berkencan dengan dia, perhatikanlah “make-up” yang dia pakai. Apakah terlalu berlebihan sehingga menarik perhatian orang-orang lain di sekitar anda? Apakah dia memakai rok mini yang berlebihan? Jaga kecantikan itu berarti menjaga penampilan secukupnya dan sewajarnya di saat dan tempat yang benar.
7. Dewasa dan bijaksana
          Cowok suka dengan Cewek yang bijaksana dan bersikap dewasa. Di saat kesusahan, Cowok akan membutuh bantuan dari seorang Cewek yang dewasa dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
8. Taat beragama
         Agama adalah salah satu pegangan hidup untuk kita manusia. Taat kepada agama juga menunjukan kalau si Cewek akan taat terhadap kamu. Bukan berarti kamu bisa semena-mena terhadap dia dan menyuruh si Cewek untuk menuruti apapun yang kamu mau, tapi taat beragama menunjukan bahwa si Cewek juga mempunyai prinsip hidup yang baik dan yang dia tekuni.
9. Keibuan
          Cewek kalau senang bermain dengan anak kecil, bisa menggendong bayi, menunggu mereka tidur, dan sebagainya. Inilah tanda-tanda dari Cewek yang bisa kamu bayangkan saat mereka menjadi istri kamu. Dia akan menjadi seorang ibu yang pandai di dalam rumah tangga.
10. Tabah menderita dan mau bekerja keras
         Inilah salah satu ciri-ciri dari Cewek yang agak susah dicari. Mengapa? Cewek sudah terbiasa dengan tradisi di mana Cowok yang mencari uang. Di masa-masa sulit, Cewek biasanya tidak terbiasa untuk bekerja keras untuk keluarga. Jikalau kamu sudah menemukan Cewek yang tabah menderita dan mau bekerja keras, hargailah dia.

Tata Krama (Adab) Berpakaian dan Berhias Islami ...............



Dalam tata cara berpakaian, kita sebagai muslim/muslimah ada aturanx lohhh...^_^ gag asal pake baju atw busana...terlebih bagi cewek...nah, gimana sih adab berpakaian plus berhias yang pas bagi cowok dan cewek bernuansa islami tapi gag terkesan out of date...^_^

A. Buat Cowok

Hhhmmm...untuk penjelasan awal, aq ambil cowok dulu ya...coz cowok tuh simple aja aturanx...gag ribet and gag super panjang...xixixixi...jadi buat cewek2, ntar ya,,,jangan ngiri...hehehehe...So, buat cowok, nih ada beberapa tips sesuai hadistx masing2:

1. Berpakaian rapi, sopan dan benar menurut syariat islam (Hadist Abu Daud Kitab Al-Libas --> Pakaian bawah tidak di bawah mata kaki)
2. Tidak boleh memakai kain sutra (Hadist Tirmidzi Kitab Al-Libas)
3. Tidak memakai celana yang dilubangi/disobek-sobek, ketat dan ditempeli stiker
4. Tidak boleh berpakaian menyerupai wanita (Hadist Bukhori Kitab Al-Libas)
5. Tidak boleh memakai perhiasan emas (Hadist Tirmidzi Kitab Al-Libas)
6. Tidak mewarnai rambut dengan warna hitam

7. Tidak mewarnai rambut dengan warna yang tidak pantas
8. Memotong rambut dengan rapi (Hadist Abu Daud Kitab At-Tarojjil)
9. Merapihkan kumis (Hadist Bukhori Kitab Al-Libas dan Hadist Muslim Kitab At-Thoharoh)
10. Disunahkan memakai minyak wangi (Hadist Abu Daud Kitab At-Tarojjil)

B. Buat Cewek
Trus untuk para wanita sholehah, aturanx insya Alloh tidak memberatkan ya...^_^

1. Berpakaian rapi, sopan dan benar menurut syariat Islam (QS. An-Nur<31>, QS.Al-Ahzab <59>, Hadist Muslim Kitab Al-Libas, Hadist Abu Daud Kitab Libas --> Berkerudung hingga menutupi leher dan dada, Pakaian atas berlengan panjang sampai menutup pergelangan tangan dan pakaian bawahnya menutup mata kaki)
2. Tidak boleh berpakaian menyerupai laki-laki (Hadist Bukhori Kitab Al-Libas)
3. Tidak boleh memakai dan atau memasangkan rambut palsu
7. Tidak berdandan atau bersolek secara berlebihan
8. Tidak boleh memakai wangi-wangian yang semerbak baunya (Hadist Abu Daud Kitab Al-Libas)

Nah, itulah aturan-aturanx...Insya Alloh gag memberatkan dan bisa diamalkan ya...^_^ Marilah sama2 kita berlomba2 mencari amalan...dari berhias ini saja, kita udah beramal..apalagi yang lain...Hal kecil yang bermanfaat kan...;)

Jumat, 06 Mei 2011

MeMAndAng CinTA Dari CerMin HAti


Bismillahir-Rahmanir-Rahim:

Ketika hati mendapatkan kedamaian dengan yang dicintai,

Mana mungkin ia menghendaki lainnya?

Sekali bunga teratai dibelai kehangatan matahari,

Akankah ia menginginkan rembulan?

Ketika jiwa dahaga akan seteguk air jernih, tak ada gunanya gula.


Tempat Cinta adalah hati, dan hati adalah emas murni.

Keagungan ilahiah menggosoknya dengan menatapnya,

Menjadikan terang dan murni.

Jejak-jejak cahaya keindahan Cinta tiada terperi muncul dalam cermin

keshalehan hati.

Cinta manusiawi hidup melalui Cinta Ilahi ...

Ketika engkau mencintai wanita , genggamlah hatinya karena ia adalah "kunci emas" kasih sayang Ilahi yang dapat menahan derasnya hujan-badai, panas -teriknya mentari, dan silau emas -permata.

Ketika engkau membelai rambutnya yang berkilau, berbahagialah sebab cinta telah menyegarkan dirimu dengan keharuman surga.

Ketika engkau menggenggam tangannya dengan genggaman kasihmu , maka rasakanlah kelembutan jemari-jemari Ilahi yang telah memayungi hatimu dari keresahan dengan senandung kedamaian.

Ketika engkau mendengar suaranya yang teduh menenteramkan bathinmu , berbahagialah sebab cinta sedang memandang dari kedalam jiwa, bersenandung bersama kicau burung dan kecantikan putik-putik bunga.

Ketika engkau melihatnya tersenyum , maka berbahagialah karena cinta telah membasuh luka hati dengan senandung air mata kebahagiaan dan tangis rindu.

Ketika engkau melihat sepasang matanya yang indah , berbahagialah karena engkau telah menterjemahkan segala rahasia hati yang bersemayam didalam bathinnya.

Ketika engkau mendengar dirinya bersenandung ,ikutlah bernyanyi bersamanya, karena tidak ada ungkapan yang kasih yang lebih indah-dari ungkapan; yang keluar dari sepasang insan yang sedang dilanda badai asmara.

Ketika engkau melihat cinta dengan hasrat kasih Ilahi , maka berbahagialah karena kidung semesta telah merestui dan memberkati ladang-ladang Ilahi dari hujan yang turun dari kesucian langit

Karena apalah artinya cinta -selain kesejatiannya , cinta telah bahagia dengan mahkota keabadiannya , cinta tidak memerlukan apapun selain darinya , karena cinta telah cukup untuk cinta -ia takkan pernah pudar , selamanya berpijar, serta bersemayam dikedalaman jiwa -setiap insan yang terberkati oleh-Nya.

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..

Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih.

Allah SWT sudah menghitung air matamu.

Ketika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja.

Allah SWT sedang menunggu bersamamu.

Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi..

Allah SWT sudah punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan.

Allah SWT dapat menenangkanmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menyapamu

Allah SWT selalu berada disampingmu.

Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang..

Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang

lebih besar dari segalanya dan Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.

Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang, namun kau tahu cintamu tak terbalas.

Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.

Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan.
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak- jejak harapan.
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur. Allah SWT telah memberkahimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.

Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi.

Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap. Allah SWT Maha Mengetahui…

AkU MenCinTaiMu KAreNa PrIbAdiMu

 
Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.
Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.


Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini :


Karena akidahnya yang Shahih.
Keluarga adalah salah satu benteng akidah. keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.
Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)


Karena paham agama dan mengamalkannya. 
Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).
Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.
Dari keturunan yang baik. Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)
Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).
“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)
Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”
Masih gadis. Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.
Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh (Ibnu Majah dan Baihaqi.)
Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”
Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.
Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”


Sehat jasmani dan penyayang. 
Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).
Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)


Berakhlak mulia. 
Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”


Lemah-lembut. 
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”


Menyejukkan pandangan. 
Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)
“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.
Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”


Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban. 
Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”
Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)
Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)


Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa. 
Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”


Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya. 
Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”
Pandai bersyukur kepada suami. Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).


Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat. 
Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.
Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”
Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”
Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.



Semoga bermanfaat....

Bidadari Surga

Semoga ukhti termasuk wanita yang membuat cemburu bidadari surgawi karena kemuliaan ukhti melebihi mereka. Amien ya Maulaya.

Bidadari merupakan makhluq ghaib yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala ciptakan nan selalu dipuji manusia. Seluruh kecantikan, keindahan, kelembutan dan kemuliaan wanita selalu diandaikan dengan bidadari, walau tiada pernah mata melihatnya. Mendapat nikmat berupa bidadari di surga Allah, merupakan rangsangan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada seluruh hamba-Nya. Bukan hanya masalah seks sehingga keindahan, kecantikan, kelembutan dan kemuliaan bidadari menjadi perangsang hamba agar bertaqwa, namun tabi’at akal dan nafsu manusia membutuhkan tamsil nikmat yang begitu dekat dengannya, maka bidadari dan seluruh nikmat dunia dijadikan permisalan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam ah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah: ’Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu.’ Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), di sisi Rabb mereka ada surga, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya”. (QS. Ali Imran: 14-15).

Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu Wa Ta’ala kembali gambarkan tentang kenikmatan surgawi yang akan direguk hamba-hamba-Nya yang baik. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam tempat yang aman. (Yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal, (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah, dan Kami jodohkan mereka kepada bidadari bermata jeli”. (QS. Ad-Dukhan: 51-54).

Sungguh sulit membayangkan wanita dunia bisa menandingi keindahan, kecantikan dan kemuliaan bidadari surgawi. Namun tunggu dulu ukhti sayang, jangan terlalu cemburu! toh, karena ternyata kita jauh lebih mulia daripada mereka. Dialog antara Ummul Mukminin Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha dibawah ini menjadi bukti betapa kita, ternyata lebih mulia daripada bidadari bermata jeli, namun tentu semua ada syarat dan kategorinya.

Ummul Mukminin Ummu Salamah Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Ya Rasulallah, jelaskan padaku firman Allah tentang ‘Bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab,”Bidadari yang kulitnya bersih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau bak sayap burung Nasar.”

Ummu Salamah berkata,”Jelaskanlah padaku, ya Rasulallah, tentang firmanNya,’ Laksana mutiara yang tersimpan baik”. (QS. Al-Waqi’ah: 23).

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman laut, tak pernah tersentuh tangan manusia.”

Ummu Salamah bertanya lagi, “Ya Rasulallah, jelaskanlah kepadaku tentang firman Allah, ’Di dalam surga itu ada bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik”. (QS. Ar-Rahman : 70)

Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Akhlaqnya baik dan wajahnya cantik jelita.”

Ummu Salamah bertanya, “Jelaskanlah padaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan baik”. (QS. Ash-Shaffat : 49).

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung dari kulit bagian luarnya (yang biasa disebut putih telur).”

Ummu Salamah kembali bertanya, “Ya Rasulallah, jelaskan padaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (QS. Al-Waqi’ah : 37)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia dalam usia lanjut dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Allah menjadikan mereka sebagai gadis-gadis muda, penuh cinta, bergairah, mengasihi, dan umurnya sebaya.”

Ummu Salamah bertanya, “Ya Rasulallah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab,”Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.”

Ummu Salamah bertanya, “Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari, ya Rasulullah?”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka. Tubuh mereka bak sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas.

Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tak pernah bersungut-bersungut. Bahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya’…”

Ummu Salamah bertanya kembali, “Ya Rasulullah, salah seorang diantara kami pernah menikah dengan dua, tiga atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga. Siapakan diantara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa diantara mereka yang paling baik akhlaqnya. Lalu dia berkata: ‘Rabbi, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik tatkala hidup bersamaku di dunia maka nikahkanlah aku dengannya’…Wahai Ummu Salamah, akhlaq yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.” (HR Ath-Thabrani).

Amboy, indahnya penggambaran Islam terhadap kaum wanitanya yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Masihkah kita enggan untuk taqwa? Taqwa dalam makna ta’at terhadap seluruh perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, takut bermaksi’at ketika melanggar larangan-Nya. Ridha terhadap apapun keputusan Allah untuk kita. Mengharap cinta, rahmat dan kasih sayang Allah Azza Wa Jalla.