SANG PEMBUKA HATI

Minggu, 08 Mei 2011

PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM

PEDE DONG JADI REMAJA MUSLIM
 
Sobat muslim yang smart,
Kebanyakan kasus yang kita dapati di kalangan remaja muslim adalah perasaan minder, kurang pede dan merasa katrok alias nggak bisa gaul ketika berada ditengah-tengah remaja lainnya yang memang kurang memahami ajaran islam.  Ketika melihat penampilannya yang tidak sezaman dengan trend mode yang berkembang, maka itu menjadikannya minder dalam pergaulan dan ragu dalam memberikan peran pada pergaulannya ditengah masyarakat. Padahal sebenarnya, justru remaja muslimlah yang patut dijadikan teladan dalam pergaulan dan yang seharusnya banyak memberikan peran dalam pergaulan teman-temannya. Namun hanya karena mendengar sebagian temannya ada yang beropini dan mengatakan bahwa islam adalah agama yang terbelakang dan tidak relevan dengan trend zaman, langsung deh kepercayaannya terhadap dirinya sendiri dan yang (lebih parah) terhadap agama islam menjadi berkurang dan mengendor, naudzu billah pokoknya sobat, jangan sampai hal yang semacam ini menimpa kita semua sebagai remaja yang Alhamdulillah mendapat hidayah melalui ilmu dan dinul islam.
Sobat muslim semua, yakinlah bahwa islam dengan segala syariat yang diajarkannya adalah hal yang terbaik bagi umat manusia dan semua makhluk, termasuk dalam gaya hidup dan berpakain. So, kenapa mesti minder untuk menjalankan syariat ?. Coba kita perhatikan firman Allah subhana hu wa ta’ala berikut ini :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
“Sesungguhnya agama (yang diridai) di sisi Allah hanyalah Islam” [Ali Imron : 19]
Jangan minder buat kamu para cowok yang harus mengenakan celana kain yang potongannya sederhana diatas mata kaki  dengan baju koko mengenakan peci (wah pasti ganteng banget itu), n buat kamu para akhwat jangan sampai minder ketika harus mengenakan jubah yang lebar, jilbab yang besar ,menutup seluruh aurat tanpa memamerkannya sedikitpun dan sedikit keluar rumah kecuali karena suatu kebutuhan yang mendesak, karena memang itulah syari’at islam yang ada. Banyak hikmah dibalik segalanya yang semuanya demi mewujudkan kemaslahatan umat. (ujung-ujungnya juga buat kebaikan kita kan?). Allah ta’la berfirman dalam Al Qur’an :
وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ
dan janganlah mereka (para wanita mukminat) menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya…[An nur : 31]
Sobat muslim semua, Nikmat beragama Islam ini adalah nikmat paling istimewa yang telah diberikan-Nya. So, wajar jika rasa syukur atas nikmat ini harusnya selalu kita rasakan dan ungkapkan. Jika kita tilik  kembali  kehidupan para sahabat ridhwanullahi ‘alaihim, pasti kita akan merasa kagum dan geleng kepala dengan perjuangan mereka demi mempertahankan keyakinannya terhadap agama islam. Ok lah, biar lebih dapat kita resapi, kita ambil dua contoh singkat dari dua sahabat yang termasuk dari assabiqunal awalun secara singkat. Yang pertama adalah sahabat Ammar bin Yasir yang tetap bertahan dengan keislamannya meskipun orang-orang Quraisy waktu itu menyiksanya, ayahnya dan ibunya dengan siksaan yang pastinya bikin kita semua mrinding bahkann mungkin pingsan karena sadisnya penyiksaan terhadap mereka. Karena saking beratnya siksaan waktu itu sampai-sampai sahabat Ammar mengucapkan kalimat kekufuran dengan lisannya, namun tidak sampai menjadikannya berdosa dan keluar dari islam karena didalam hatinya masih ada keimanan yang kuat. Sehingga turunlah ayat 126 dari surat Annahl.
“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa…..”
Yang kedua adalah sahabat Bilal bin Rabbah, seorang budak yang setiap waktu disiksa oleh tuannya Umayyah bin Khollaf karena mengetahui keislamannya, namun apa respon Bilal terhadap semua siksaan itu?, beliau hanya bertahan dengan mengucapkan satu kata “ahad….., ahad…..” (Allah yang maha esa). Demikianlah pengorbanan orang-orang cerdas dalam mempertahankan keislamannya, karena memang mereka tahu bahwa islamlah satu-satunya agama yang sesuai fithroh saat itu, sebagai penyempurna bagi risalah sebelumnya yang telah dibawa dan disampaikan oleh para nabi-nabi Allah.
Kalau orang-orang cerdas seperti sahabat saja memilih islam dan sampai segitunya dalam mempertahankan keislamannya, terus bagaiman dengan kita sebagi remaja yang berpendidikan dan kreatif dalam berpikir?, akankah kita masih merasa minder dan kurang pede sebagai remaja muslim ketika ada yang mengatakan bahwa islam itu ketinggalan zaman dan katrok?. Tentunya kita nggak boleh tinggal diam saat ada yang mengatakan seperti itu. Kita buktikan dan tunjukkan kepada mereka bahwa islam adalah agama yang sesuai dengan fithrah manusia, islam adalah agama yang selalu relevan dengan keadaan zaman.
Sobat muslim ……
Ada beberapa alasan simple mengapa kita harus pede sebagai remaja muslim…..
Pertama , agama Islam mengajarkan kepada umatnya bahwa tuhan kita adalah Allah. Maha segalanya. Firman Allah Swt.: “Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia”. (QS al-Ikhlas [112]: 1-4)
Insya Allah ini juga bisa bikin kita pede. Kepada siapa lagi coba kita akan menyembah kecuali kepada Allah?, hanya orang yang berakal dangkal dan kerdil saja yang mnyembah kepada sesame manusia, dan yang lebih ngga’ logis lagi adalah ketika ada orang yang menyembah dan meminta kepada benda yag ia buat sendiri.Betul?
Kedua , Islam juga punya al-Quran. Ini benar-benar the amazing book . Pedoman hidup kita dari masalah yang kecil sampai yang besar, Mulai soal bersuci sampe pemerintahan dan negara. Segala aspek kehidupan manusia dari bangun tidur sampai tidur lagi dan dari dalam rahim ibu sampai kembali kealam akhirat semuanya telah disebutkan didalam al Qur’an.Wuih, mana ada kitab lain yang bisa begitu? Wah bener-bener bikin pede dan membanggakan banget.
Bahkan W.E. Hocking pun berkomentar tentang al Qur’an , “Oleh karena itu, saya merasa benar dalam penegasan saya, bahwa al Quran mengandung banyak prinsip yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sendiri. Sesunguhnya dapat dikata¬kan, bahwa hingga pertengahan abad ke tiga¬belas, Islam-lah pembawa segala apa yang tumbuh yang dapat dibanggakan oleh dunia Barat.” ( The Spirit of World Politics, 1932, hlm. 461 )
Ketiga, islam adalah agama yang dibawa dan disampaikan oleh rasul yang mulia sebagi penutup para nabi dan rasul sebelumnya,dialah Rasulullah Muhammad  shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau diakui oleh kawan dan lawannya sebagai orang yang patut disegani dan dihormati. Sampai-sampai  penulis buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia , Michael Hart, menyebutkan, “Dia (Muhammad saw.) adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus (Nabi Isa) atau siapapun di dunia ini.”
Hanya keteladanan Rasulullah saja lah yang layak dijadikan kiblat bagi seluruh manusia di jagat raya ini. Belaiu bagaikan batu karang yang tangguh yang tetap bertahan meskipun diterpa badai dan ombak dalam mendakwahkan dinul islam. Ketika kaumnya menuduhnya sebagi tukang sihir dan orang gila serta mengusirnya, beliau tidak menyimpan dendam sedikit pun, justru beliau mendoakan mereka dengan kebaikan agar mau masuk islam.
 Nah, sobat muslim……, masih ngrasa minder dengan identitasmu sebagai remaja muslim?. Kalau kamu masih ngrasa minder juga dengan beberapa alasan diatas, maka cobalah introspeksi dan kembali bercermin melihat diri sendiri, apakah kita sudah merasa pede pada diri sendiri?. Rasa pede sebagai remaja muslim perlu diawali dengan rasa pede terhadap diri sendiri terlebih dahulu, karena islam adalah agama yang memberikan amanah kepada umatnya yang harus diterima dengan penuh ketundukan dan ketaatan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Berikut ini sedikit ana mau berbagi tips agar bisa menambah rasa percaya diri (dalam hal positif tentunya ya?).
Pertama , mengenali diri sendiri. Lho, emangnya ada yang masih belum kenal dengan dirinya sendiri? Wah, jangan heran sob , banyak di antara kita yang nggak ngeh dan nggak yaki dengan keampuan dirinya sendiri. Caranya, Belajarlah menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar 'kekayaan' pribadi, seperti prestasi yang pernah kau raih, sifat-sifat positif, potensi diri baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan atau pun sarana yang mendukung kemajuan diri.
Selanjutnya kamu mesti  sadar dengan semua aset berharga yang kamu miliki tadi. Terus,temukan pula aset yang belum bisa kamu kembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri kamu, seperti: pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri, kurangnya ketekunan dan kesabaran, ketergantungan pada bantuan orang lain, atau pun sebab-sebab eksternal lainnya.
Kedua , menilai diri sendiri dengan jujur. Nah lho, jarang banget lho ada orang yang pandai menilai pribadinya dengan jujur. Mayoritas kalo udah bicara tentang dirinya, pasti “gue gitu lho, Orang lain mah LEWAAAT.” Nah,Kita mesti hindari prinsip yang keliru seperti ini.
Sobat muda muslim, sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang kamu miliki. Ingat lho, bahwa semua itu didapat melalui proses belajar, berevolusi dan transformasi (perubahan) diri sejak dulu sampai sekarang. Kalau kamu mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah kamu raih (meskiun itu dalam hal yang kecil menurut kamu), berarti kamu telah mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu kamu menemukan jalan yang tepat menuju masa depan.
Oya, ati-ati lho, kerana ketidakmampuan menghargai diri sendiri, mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan; contoh: ingin cepat kaya, ingin cantik en ngetop, mendapat jabatan penting dengan segala cara. Kalo dipikir-pikir, semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis, su’udhon terhadap diri sendiri, ketidak mampuan menghargai diri sendiri hatta berusaha mati-matian menutupi jati diri. Al iyadzu billah dari yang demikian itu.
Ketiga , husnudhon (berpikir positif ) terhadap potensi diri. Cobalah kamu perangi setiap asumsi, prasangka, atau persepsi negatif yang muncul dalam benak kamu. Kamu bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect dan it's okay if I made a mistake, kekeliruan adalah hal yang wajar bagi manusia, namun sebaik-baik orang yang berbuat keliru adalah yang berani memperbaiki kekeliruannya.
Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang, dan berdaun terus berbuah deh,semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipotong. (jiaah dah kayak pohon jeruk aja ya…?)
Itu sebabnya, jangan biarkan rasa su’udhon (pikiran negative)  menguasai pikiran dan perasaan kamu. Jika pikiran itu muncul, cobalah menuliskannya untuk kemudian di review kembali secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata benar atau tidak benar setelah berpikir panjang dan bener-bener merasiokannya, Coba ya?
Keempat , kamu bisa memasang slogan-slogan yang keren sebagai motivasi diri. Tempelin dekat meja belajarmu, atau di dinding  kamarmu : “Saya pasti bisa!”, “Saya akan belajar dari kesalahan hari ini” “Hari esok harus lebih baik dari hari ini”, “Islam pasti menang!”, “Aku ingin syahid”. Wis, pokoke sebanyak-banyaknya yang bisa menggugah semangatmu.
Kelima , berani ambil risiko. Hidup ini selalu berubah sobat. Kita mesti berani menerima resiko dari setiap usaha kita dan nggak nggak perlu lari dari setiap risiko, melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah atau pun mengatasi risiko tersebut. Contohnya, kamu nggak perlu mengikuti kebiasaan salah  orang lain untuk meng-hindari risiko dakwahmu ditolak. Jika kamu ingin mendakwahkan agama islam (bukan agama yang mengikuti hawa nafsu), pasti ada risiko dan tantangannya.
Keenam , tetapkan hadf (tujuan) yang realistis. Nah, ini perlu sobat. Kamu perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang kamu tetapkan selama ini; apakah tujuan tersebut sudah realistik atau belum. Dengan menerapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan kamu dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan demikian kamu akan menjadi lebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan, sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.
Ketujuh , bersyukur dan tawakal. Wajib deh buat kita semua untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Kita kadang sulit menghadapi hidup ini, tapi dengan banyak bersyukur, pikiran dan perasaan kita jadi lebih tenang menghadapinya. Betul nggak?
Mudah-mudahan beberapa tips diatas bisa bikin kita tambah pede, makin semangat berdakwah and tentunya tetep gaul sebagai remaja muslim yang militan insya Allah. Amiin.
Oke deh, paling nggak itu beberapa alasan kenapa kita kudu pede jadi remaja muslim. Yuk, kita sama-sama membangun rasa percaya diri dan mempertahankannya.Kita bisa mencoba mulai dari sekarang. Nggak perlu nunggu lama-lama lagi. Apalagi, kita sebagai remaja muslim dan juga pengemban amanah sebagai pelanjut tongkat estafet para rosul dan ulama’ salaf. Jazakumullahu khoiron katsiron.

GaUl WitH IslAm..............

           Istilah gaul dalam atmosfir kehidupan remaja. Bukan barang baru sebetulnya. Akrab malah. Ya, nggak man? Pokoke, ada istilah kaca mata gaul, anak gaul, pakaian gaul, bahasa gaul, malah ada juga ustadz gaul (kalo yang ini kira-kira apa yang membuatnya gaul, ya?). Pokoknya, serba gaul deh. Entah siapa yang memulai membikin istilah-istilah seperti itu, yang jelas remaja macam kamu begitu enjoy dengan sebutan anak gaul alias anak yang nggak kuper bin norak. Tul, nggak?
Hanya ada dua sebutan dalam pergaulan remaja, yang out of date dan up to date alias kuno (norak) dan keren. Ukuran kuno dan keren seringkali menjadi standar pergaulan. Misalnya, istilah kaca mata gaul, ini untuk meng­gambar­kan tentang kaca mata yang melenceng dari fungsi aslinya, yakni bukan sebagai alat bantu baca atau pelindung mata saat mela­kukan pekerjaan di laboratorium untuk meredam ra­diasi sinar ultra violet. Tapi sudah berubah fungsi untuk ngeceng. Frame alias bingkainya berwarna ngejreng. Warna hitam, hijau, biru, merah, ungu kerap melengkapi aksesoris kaca mata gaul itu. Pokoknya heboh deh. Kira-kira bisa kamu lihat kaca mata yang dipakai oleh gerombolan dr. pm misalkan atau anak-anak Ska lainnya. Nah, itulah yang disebut gaul dan keren alias up to date dalam standar pergaulan remaja sekarang.
Begitu pun dengan sebutan anak gaul. Gambarannya anak ini enak diajak ngobrol, selalu nyambung dengan objek bahasan dan kesannya nggak norak, ngertiin keinginan kita. Itulah anak gaul. Misalnya, kalau lagi ngomongin soal musik, pasti gape. Kenal grup musik Linkin Park, Korn, Ungu, Nidji, Peterpan dan sejenisnya. Banyak yang akran dan hapal dengan para personel grup band Samsons, T2, atau fasih menyanyikan lagunya Rosa terbaru karya Melly Goeslaw, Ayat-ayat Cinta yang menjadi OST film Ayat-ayat Cinta.
Anak gaul juga biasanya ‘ngebusa’ soal film. Tahu siapa aja yang ikutan main di The Lord of the Rings, ngefans berat sama tokoh-tokoh di film Harry Potter, kesengsem ama para pemainnya Nagabonar 2 atau Get Married. Pokoknya gaul abis. Info yang berkaitan dengan musik, film, dan selebritisnya digeber lewat bacaan atau sering nongkrongin stasiun televisi tertentu. Ehm, sampe sebegitunya ya yang pengen disebut gaul?
“Gaul” ¹ Bebas Berbuat
Yup, memang begitu. Kalo kamu tahu soal perkembangan musik, sepakbola, film, mode, dan yang berhubungan dengan gaya hidup saat ini bukan berarti harus menjadi pelakunya dong. Sekadar tahu, memang nggak dilarang, kok. Malah seharusnya dijadikan sarana untuk mengetahui kerusakan dari budaya pop tersebut.
Cuma memang, bagi kamu yang masih polos kayak kaos oblong, jangan coba-coba untuk mengetahui lebih jauh. Bisa berabe. Jangan-jangan kamu malah latah ikut-ikutan gaul yang nggak benar. Firman Allah Swt.:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS al-Isrâ’ [17]: 36)
Nah, ayat ini bisa dipahami kalau kita wajib tahu hukum Islam tentang hal tersebut sebelum melakukannya. Because, sebagai seorang muslim kita wajib terikat dengan aturan Islam. Misalnya, tahu tentang perkembangan dandanan alias mode, bukan berarti kemudian kita latah untuk mencobanya. Padahal mode tersebut bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti swimsuit alias pakaian renang dan tang-top, bagi kamu yang puteri dilarang memakainya di tempat-tempat umum atau di hadapan yang bukan mahromnya.
Allah Swt. berfirman:
“Katakanlah kepada wanita beriman. Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampak­kan perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya.” (QS an-Nûr [24]: 31). Dalam lanjutan ayat tersebut, boleh menampakan ‘perhiasannya’ kepada mahromnya saja, seperti ayah, adik kandungnya dan seterusnya.
Tapi bagi kamu yang ingin tampil ‘ngetren’ dengan jilbabnya, misal warnanya cerah, modelnya nggak ngebosenin, pokoknya matching banget. Jadi, selain menutup aurat, kita juga bisa bergaya, asal tetap menjaga kesopanan dan etika Islam. Tambahan untuk yang pake jilbab, pastikan bahwa jilbabnya memenuhi standar yang ditetapkan Islam. Harus tebal, longgar, dan kainnya harus menyentuh tanah. Perlu kamu ketahui, yang namanya memakai jilbab bukan cuma keru­dungan doang. Karena jilbab adalah (semacam) jubah—baju luar. Berarti busana muslimah adalah kerudung plus jilbabnya, dong!
Di lingkungan anak cowok suka ada acara ‘wajib’ gagah. Rasanya kurang afdhol kalau ternyata penampilannya bikin orang lain ‘keselek’. Atau postur tubuhnya kurang meyakinkan bagi jamaah cewek. Bodi yang keren kayak Ade Rai, dan wajah cool kayak David Beckham, sangat didambakan anak cowok. Latihan angkat barbel (backsound: barbel? Barang belanjaan maksydnya? Hehehe…) atau nimba air di sumur bisa jadi acara ‘wajib’ membesarkan bodi en tampil macho.
Dan ngomong soal tampil macho ini, yang katanya bisa bikin pede dalam gaul, ternyata tetap saja terpaku kepada yang namanya mode. Mode-lah yang telah menciptakan tren. Mode-lah yang telah mengubah persepsi anak cowok dalam bergaul.
Padahal keliru besar kalau anggapan keren dan beken atau anak gaul itu hanya dilihat dari bentuk luarnya saja, belum tentu mewakili. Kenapa? Karena manusia sering tertipu dengan tampilan luar. Sering menyangka emas, padahal tem­baga, atau sebaliknya, mengganggap tem­baga, ternyata malah emas.
Di jaman Rasulullah, para sahabat juga banyak yang keren, malah dalam beberapa riwayat, Ali bin Abi Thalib termasuk orang yang kuat dan perkasa, terbukti ketika dalam suatu peperangan, beliau menggunakan pedangnya yang terkenal, Zulfikar—yang mempunyai mata pedang bercabang dua—mampu membelah tubuh musuh. Ini luar biasa, dengan ukuran pedang yang gede banget dan tentu saja tenaga yang dibutuhkan untuk mengangkat dan mengayunkan pedang sebesar itu bukan main hebatnya. Tapi Ali r.a. tetap kalem dan nggak punya cita-cita untuk show of force alias pamer kekuatan di hadapan para sahabat lainnya. Sayidina Ali tetap low profile. Tapi ada juga sahabat penampilannya ‘biasa-biasa’ aja malah ada juga yang ‘nggak meyakinkan’ seperti Abdurrahman bin ‘Auf yang punya cacat pada kakinya. Tapi Rasulullah memuji keluhuran akhlak dan pengetahuan mereka.
Bagi jamaah cowok, tampil meyakinkan itu perlu. Tapi jangan sampai merasa wajib untuk tampil macho supaya bisa disebut anak gaul. Membina tubuh agar tetap fit setiap hari boleh-boleh saja, malah dalam beberapa kasus bisa jadi harus, untuk berjihad, misalnya. Nggak masalah. Hanya saja bodi macho bukan segala-galanya. Rasulullah bersabda: “Bukanlah orang yang kuat itu adalah yang menang dalam bergulat, tetapi adalah orang yang dapat menahan nafsunya tatkala dia marah,” (HR Muslim)
Jadi, macho or modis bukan ukuran kepribadian, Brur. Soalnya, percuma saja kalo performance kamu keren, gaul, macho, modis tapi ternyata kelakuan kamu nggak jauh dari para preman. Yang tentu saja nggak punya kepribadian Islam.
Seseorang yang dikatakan punya kepribadian luhur tatkala mempunyai pola pikir dan pola sikap yang tinggi. Seseorang dikatakan punya kepribadian Islam, berarti dia punya pola pikir dan pola sikap yang islami. Detilnya, ia selalu berpikir secara Islam ketika menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupannya. Dan dilengkapi dengan sikap jiwa yang tentu saja selalu disandarkan kepada ajaran Islam. Jadi, percuma saja kamu tampil macho or modis, tapi ternyata kelakuan kamu nggak beda sama Sylvester Stallone, yang punya bodi kekar dan keren, tetapi suka melecehkan kaum Hawa.
Nah, sekali lagi, sekadar tahu saja agar bisa ngikutin perkembangan yang ada, nggak masalah. Tapi kalo sudah diaplikasikan dalam kehidupan itu ada aturannya tersendiri. Bila kemudian ternyata bertentangan dengan aturan Islam, maka terlarang bagi kita untuk melakukannya. Tapi bila hal itu bersifat universal, nggak masalah seperti yang telah dijelaskan tadi. Jadi gaul bukan berarti bebas berbuat. Gitu, Brur en Ses!
Masyarakat sakit
Oya, berbagai problem kehidupan ini adalah penyakit bagi masyarakat. Mengapa masyarakat sakit? Sebab masyarakat salah ‘asuhan’. Yang seharus diasuh oleh ajaran Islam, ini malah diasuh oleh ajaran dari Barat yang dipopulerkan oleh para selebriti lewat musik, film, iklan, dan sinetron. Semua membawa racun-racun bagi kehidupan.
Kalau zaman dulu Whitney Houston, Natalie Cole, Nikka Costa, Diana Ross, bener-bener ngejual suara, tapi kebanyakan vokalis akhwat eh cewek sekarang jadi jual bodi. Tengok saja sederatan biduan fave remaja macam Britney Spears, Christina Aguilera, Shakira, Pink, Kylie Minogue, J-Lo (Jennifer Lopez), Destiny’s Child, Atomic Kitten pada berlomba pamer aurat. Bahkan grup instrumentalia macam Bond aja merasa ‘wajib’ menunjukkan keseksian tubuhnya. Ya kebanyakan dari mereka adalah penganut aliran moderat, alias modal dengkul dan buka aurat. Amit-amit deh, meskipun imut-imut!
Gaya hidup boros dan suka pamer juga diajarkan para seleb. Kamu pernah nonton acara MTV Cribs, tayangan televisi versi MTV yang isinya pamer kemewahan dan kegilaan para selebritis dari berbagai bidang hiburan dan olahraga? Yup, di sana ada cerita seleb yang ngoleksi mobil mewah sekelas BMW, Mercy, Porsche atau Jaguar sampe enam belas biji! Suer ini mobil betulan, bukan mobil-mobilan. Ada juga atlit basket NBA yang punya rumah kayak hotel dengan sembilan belas kamar. Belum lagi cincin berlian, kalung bertahtakan permata, dan sebagainya. Sepertinya seleb itu selalu berban­ding lurus dengan punya duit banyak, kendaraan oke punya, rumah pun mewah.
Kalo kamu tergoda? Waduh, sebetulnya jangan sampe tuh. Tapi sayangnya, kini kita melihat kasus-kasus remaja yang nggak jauh dari seks bebas, narkoba, kriminalitas, dan kasus lainnya. Pokoknya ngeri deh, karena kita udah bermesraan dengan ide permisivisme (serba boleh), hedonisme (pemujaan terhadap kenikmatan jasadi dan materi), Ciloko tenan!
Nah, kalo sakit begini siapa yang bisa menyembuhkan? Tentunya kita semua. Anggota masyarakat ini, termasuk kamu yang remaja. Kitalah ‘dokter’ yang akan menyembuhkan masyarakat. Lha, kita kan nggak ngeh apa yang bakal kita lakuin untuk menyembuhkan penyakit itu? Yup, makanya kudu belajar supaya ngerti. Betul?
Wajib “Gaul” dengan Islam
Sobat muda muslim, solusi dari salah gaul ini adalah back to Islam. Kita kudu gaul abis dengan Islam. Kita terhina, justru karena kita meninggalkan ajaran Islam. So, mari kita mulai mencintai Islam sepenuh hati biar gaul kita juga sehat.
Berlajar adalah salah satunya biar kita lebih kenal dengan Islam. Pokoknya kamu kudu tampil cerdas dan bertakwa deh. Kayaknya perlu dengerin nih nasihatnya Imam Syafi’i, “Sesungguhnya kehidupan pemuda itu, demi Allah hanya dengan ilmu dan takwa (memiliki ilmu dan bertakwa), karena apabila yang dua hal itu tidak ada, tidak dianggap hadir (dalam kehidupan).”
Ayo, kita bisa buktiin bahwa kita bisa tampil beda. Sebagai remaja Islam, kita kudu bangga menyandang gelar umat terbaik. Iya dong, kan Allah udah nyebutin di al-Quran:
“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, yang senantiasa menyeru kepada yang ma’ruf (yang sesuai dengan ketentuan syari’at Islam) dan mencegah kemungkaran (yang menyalahi dan bertentangan dengan syari’at Islam) dan beriman kepada Allah”. (QS al imran [3]: 110)
Oke deh mulai sekarang jangan malas mengkaji Islam, supaya jadi remaja yang cerdas dan bertakwa. Kita kepengen banget lho jadi remaja oke. Mari kita niatkan bahwa belajar Islam itu untuk ibadah. Terus ilmu yang didapat kita diamalkan dalam kehidupan. Oya, kaji Islam jangan setengah-setengah. Udah gitu, kita tekadkan bahwa kita nggak betah hidup nyantai dan hura-hura. Hingga akhirnya kita menjadi remaja Islam yang kuat iman, kuat ilmu dan kuat takwanya. Kalo udah gini, insya Allah kamu nggak bakalan salah gaul lagi. Sebaliknya, gaulmu sehat bersama Islam.
Jadi yang namanya anak gaul itu bukan berarti harus tampil all out dengan bebas kelewat batas. Lepas dari nilai-nilai Islam. Islam nggak pernah melarang umatnya untuk keren. Keren di sini maksudnya nggak ‘kumuh’. Bahkan Islam menganjur­kan umatnya supaya tampil rapih dan meyakin­kan. Karena itu bagian dari adab bergaul dengan masyarakat. Dengan kata lain, kita nggak boleh tampil kucel en dekil.
Bila kamu gape bicara soal musik, film, bola, jangan sampe itu membuat kamu terobsesi untuk bisa tampil seperti para pelakunya. Malah kamu jangan cuma gaul dalam urusan-urusan tadi saja, tapi wajib “gaul” juga soal hukum dan pemikiran Islam secara lebih luas. Caranya? Ya, ngaji dong, Non!
Tentu, harus dipahami bahwa dalam kondisi masyarakat yang amburadul seperti sekarang ini, kita harus selektif. Buat apa tampil “gaul” kalo harus mengorbankan akidah dan kepribadian Islam, iya nggak? Mendingan perdalam Islam supaya bisa selamat dunia dan akhirat. Meski tentu saja Islam tak pernah ‘alergi’ dengan yang namanya perkembangan jaman, tapi dengan catatan, hal itu sesuai dengan ajaran Islam. Jadi begitu, Bro!

Sabtu, 07 Mei 2011

Nasehat untuk para remaja islam

nasehat untuk para remaja islam

Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati kita, sehingga kita lebih tahu tentang siapa kita sebenarnya, apa kewajiban yang harus kita tunaikan sebagai seorang muslim, agar kita merasa bahwa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan kita dari mengingat Allah subhanahu wata’ala sebagai penciptanya, agar kitaa tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda muslim, tidakkahkita menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kita menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wata’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wata’ala itu diraih dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)
Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wata’ala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu wata’ala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wata’ala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34)
Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wata’ala. Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah subhanahu wata’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ: أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ, فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى وَاحِدٌ, يَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ.
“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wata’ala. Sudah siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan.
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu wata’ala:
فَأَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ نَارٌ حَامِيَةٌ
“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.” (Al Qari’ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمْ الصَّلاَةُ
“Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah shalat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama’ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan mengingat Allah subhanahu wata’ala. Bacalah Al Qur’an, karena sesungguhnya ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan bertaubat, Allah subhanahu wata’ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu wata’ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu wata’ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya:
لاَ تَزُوْلُ قَدَمُ ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَمَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah subhanahu wata’ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa kepada Allah subhanahu wata’ala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan di hadapan Allah subhanahu wata’ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wata’ala terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wata’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wata’ala. Oleh karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wata’ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wata’ala. Mereka melanggar larangan Allah subhanahu wata’ala karena mendekati sebuah pohon di Al Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala.
Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wata’ala. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Az Zalzalah: 8)
Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala, itu merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling engkau benci. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala semata, maka sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wata’ala hanya menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wata’ala, mengenal Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang sunnah dan mana yang bid’ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala, karena amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadits serta nasehat dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah subhanahu wata’ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ.
“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224)
Akhir Kata
Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu wata’ala firmankan dalam surat Al ‘Ashr:
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Wallahu ta‘ala a’lam bishshowab.
Sumber: Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy Jember

Nasehat Al-Lajnah Ad-Da’imah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah Wal Ifta’

Pertanyaan:
Bagaimana seorang muslim menempuh jalan keselamatan? Apa yang harus dilakukannya dalam menempuh kehidupan yang penuh dengan hal-hal yang bersifat materi ini, yang manusia sangat berlebihan dalam bergelimang padanya sehingga menyebabkan kerasnya hati-hati mereka, Wal ‘Iyadzubillah?
Apa nasehat dan arahan anda kepada saya sebagai seorang pemuda berusia 20 tahun yang cenderung kepada dunia? Apa buku-buku yang anda nasehatkan kepada kami untuk dibaca?

Al-Lajnah Ad-Da’imah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah Wal Ifta’ menjawab:

Wajib atas engkau untuk bertaqwa kepada Allah ta’ala, mentaati-Nya, dan mentaati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, berpegang teguh dengan Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi engkau dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat, menjauhi berbagai fitnah, senantiasa berbuat baik dan menghindari segala bentuk kejelekan, memperbanyak membaca Al-Qur’an disertai dengan upaya memahami maknanya, menjaga dzikir-dzikir yang shahih dan tsabit dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disertai dengan sikap rendah diri dan menghadirkan hati (khusyu’), membaca kitab (buku-buku) yang banyak terdapat di dalamnya hikmah-hikmah dan nasehat-nasehat seperti kitab Al-Fawa’id dan kitab Ad-Da’u Wad Dawa’ yang keduanya karangan Ibnul Qayyim rahimahullah, berdo’alah kepada Allah dalam sujud engkau dengan do’a-do’a yang terdapat dalam As-Sunnah disertai dengan rendah diri dan khusyu’, mudah-mudahan Allah memberikan hidayah dan melapangkan hati engkau untuk berada di atas kebaikan, dan menjaga engkau dari segala fitnah yang nampak maupun tersembunyi.

10 CiRi-Ciri CeweK BerKuaLiTas


10 CiRi-Ciri CeweK BerKuaLiTas
1. Lemah-lembut
        Coba perhatikan cara Cewek berbicara kepana teman-temannya. Apakah dia selalu suka bernada keras, teriak-teriak, atau malah sopan dan selalu lembut dalam berkata-kata? Ciri-ciri inilah yang mencerminkan di mana cara si Cewek akan berbicara kepada kamu dan keluargamu nantinya.
2. Hemat
        Cowok mana yang mau punya Cewek bermaterialistis? Nanti kalau kamu sudah berkeluarga dengan Cewek tersebut, dia akan menghabiskan uang untuk belanja baju-baju yang tidak perlu. Coba perhatikan dari cara dia menghabiskan uangnya sekarang. Apakah dia termasuk orang yang hemat, pelit, atau hura-hura?
3. Perhatian
        “Kok dia bisa ingat dengan ulang tahun orang tuaku?” ujar kamu. Itu adalah pertanda bagus. Dia benar-benar perhatian akan hal-hal kecil seperti itu. Padahal, kalian belum menikah. Sehabis kamu pulang kerja, makananpun sudah tersedia. Saat kamu sedang sakit, dia memasakan bubur untuk kamu. Hal-hal kecil seperti itulah yang akan membantu dan memperkuat hubungan kamu. Bukankah Cowok juga memang suka diberi perhatian lebih dari si Cewek?
4. Penyabar
          Kamu telat untuk kencan dengan si Cewek tapi si Cewek tidak marah sama sekali saat kamu datang dan dia sudah menunggu 25 menit kelaparan. Kenapa sabar itu ciri-ciri yang baik? Coba pikirkan kalau anda sedang dalam situasi apa saja yang berbau negatif; kesabaran itu akan membantu suasana itu tidak menjadi lebih buruk. Coba bayangkan kamu sedang kencan dengan Cewek yang tidak sabar. Sedikit-sedikit dia marah karena kamu tidak tepat waktu, berbuat sedikit kesalahan. Kencan yang seharusnya senang-senang malahan menjadi pengalaman buruk.
5. Sederhana
         Perhatikan apakah si Cewek kamu suka berlebihan di depan teman-temannya. Apakah dia suka memamerkan tas baru yang baru dia beli hari itu juga? Orang yang suka pamer dan tidak sederhana menunjukan kalau si Cewek itu tidak percaya diri; ada kekurangan yang dia punya dan ingin menutupinya dengan memamerkan sesuatu yang lebih dari dia. Ini sifat yang tidak bagus untuk para Cowok.
6. Jaga kecantikan
          Tidak berarti Cewek itu harus tampil cantik, tapi menjaga kecantikan itu juga berarti itu Cewek tahu bagaimana caranya menjaga dan merawat dirinya sendiri. Jikalah anda sedang berkencan dengan dia, perhatikanlah “make-up” yang dia pakai. Apakah terlalu berlebihan sehingga menarik perhatian orang-orang lain di sekitar anda? Apakah dia memakai rok mini yang berlebihan? Jaga kecantikan itu berarti menjaga penampilan secukupnya dan sewajarnya di saat dan tempat yang benar.
7. Dewasa dan bijaksana
          Cowok suka dengan Cewek yang bijaksana dan bersikap dewasa. Di saat kesusahan, Cowok akan membutuh bantuan dari seorang Cewek yang dewasa dan bijaksana dalam mengambil keputusan.
8. Taat beragama
         Agama adalah salah satu pegangan hidup untuk kita manusia. Taat kepada agama juga menunjukan kalau si Cewek akan taat terhadap kamu. Bukan berarti kamu bisa semena-mena terhadap dia dan menyuruh si Cewek untuk menuruti apapun yang kamu mau, tapi taat beragama menunjukan bahwa si Cewek juga mempunyai prinsip hidup yang baik dan yang dia tekuni.
9. Keibuan
          Cewek kalau senang bermain dengan anak kecil, bisa menggendong bayi, menunggu mereka tidur, dan sebagainya. Inilah tanda-tanda dari Cewek yang bisa kamu bayangkan saat mereka menjadi istri kamu. Dia akan menjadi seorang ibu yang pandai di dalam rumah tangga.
10. Tabah menderita dan mau bekerja keras
         Inilah salah satu ciri-ciri dari Cewek yang agak susah dicari. Mengapa? Cewek sudah terbiasa dengan tradisi di mana Cowok yang mencari uang. Di masa-masa sulit, Cewek biasanya tidak terbiasa untuk bekerja keras untuk keluarga. Jikalau kamu sudah menemukan Cewek yang tabah menderita dan mau bekerja keras, hargailah dia.

Tata Krama (Adab) Berpakaian dan Berhias Islami ...............



Dalam tata cara berpakaian, kita sebagai muslim/muslimah ada aturanx lohhh...^_^ gag asal pake baju atw busana...terlebih bagi cewek...nah, gimana sih adab berpakaian plus berhias yang pas bagi cowok dan cewek bernuansa islami tapi gag terkesan out of date...^_^

A. Buat Cowok

Hhhmmm...untuk penjelasan awal, aq ambil cowok dulu ya...coz cowok tuh simple aja aturanx...gag ribet and gag super panjang...xixixixi...jadi buat cewek2, ntar ya,,,jangan ngiri...hehehehe...So, buat cowok, nih ada beberapa tips sesuai hadistx masing2:

1. Berpakaian rapi, sopan dan benar menurut syariat islam (Hadist Abu Daud Kitab Al-Libas --> Pakaian bawah tidak di bawah mata kaki)
2. Tidak boleh memakai kain sutra (Hadist Tirmidzi Kitab Al-Libas)
3. Tidak memakai celana yang dilubangi/disobek-sobek, ketat dan ditempeli stiker
4. Tidak boleh berpakaian menyerupai wanita (Hadist Bukhori Kitab Al-Libas)
5. Tidak boleh memakai perhiasan emas (Hadist Tirmidzi Kitab Al-Libas)
6. Tidak mewarnai rambut dengan warna hitam

7. Tidak mewarnai rambut dengan warna yang tidak pantas
8. Memotong rambut dengan rapi (Hadist Abu Daud Kitab At-Tarojjil)
9. Merapihkan kumis (Hadist Bukhori Kitab Al-Libas dan Hadist Muslim Kitab At-Thoharoh)
10. Disunahkan memakai minyak wangi (Hadist Abu Daud Kitab At-Tarojjil)

B. Buat Cewek
Trus untuk para wanita sholehah, aturanx insya Alloh tidak memberatkan ya...^_^

1. Berpakaian rapi, sopan dan benar menurut syariat Islam (QS. An-Nur<31>, QS.Al-Ahzab <59>, Hadist Muslim Kitab Al-Libas, Hadist Abu Daud Kitab Libas --> Berkerudung hingga menutupi leher dan dada, Pakaian atas berlengan panjang sampai menutup pergelangan tangan dan pakaian bawahnya menutup mata kaki)
2. Tidak boleh berpakaian menyerupai laki-laki (Hadist Bukhori Kitab Al-Libas)
3. Tidak boleh memakai dan atau memasangkan rambut palsu
7. Tidak berdandan atau bersolek secara berlebihan
8. Tidak boleh memakai wangi-wangian yang semerbak baunya (Hadist Abu Daud Kitab Al-Libas)

Nah, itulah aturan-aturanx...Insya Alloh gag memberatkan dan bisa diamalkan ya...^_^ Marilah sama2 kita berlomba2 mencari amalan...dari berhias ini saja, kita udah beramal..apalagi yang lain...Hal kecil yang bermanfaat kan...;)

Jumat, 06 Mei 2011

MeMAndAng CinTA Dari CerMin HAti


Bismillahir-Rahmanir-Rahim:

Ketika hati mendapatkan kedamaian dengan yang dicintai,

Mana mungkin ia menghendaki lainnya?

Sekali bunga teratai dibelai kehangatan matahari,

Akankah ia menginginkan rembulan?

Ketika jiwa dahaga akan seteguk air jernih, tak ada gunanya gula.


Tempat Cinta adalah hati, dan hati adalah emas murni.

Keagungan ilahiah menggosoknya dengan menatapnya,

Menjadikan terang dan murni.

Jejak-jejak cahaya keindahan Cinta tiada terperi muncul dalam cermin

keshalehan hati.

Cinta manusiawi hidup melalui Cinta Ilahi ...

Ketika engkau mencintai wanita , genggamlah hatinya karena ia adalah "kunci emas" kasih sayang Ilahi yang dapat menahan derasnya hujan-badai, panas -teriknya mentari, dan silau emas -permata.

Ketika engkau membelai rambutnya yang berkilau, berbahagialah sebab cinta telah menyegarkan dirimu dengan keharuman surga.

Ketika engkau menggenggam tangannya dengan genggaman kasihmu , maka rasakanlah kelembutan jemari-jemari Ilahi yang telah memayungi hatimu dari keresahan dengan senandung kedamaian.

Ketika engkau mendengar suaranya yang teduh menenteramkan bathinmu , berbahagialah sebab cinta sedang memandang dari kedalam jiwa, bersenandung bersama kicau burung dan kecantikan putik-putik bunga.

Ketika engkau melihatnya tersenyum , maka berbahagialah karena cinta telah membasuh luka hati dengan senandung air mata kebahagiaan dan tangis rindu.

Ketika engkau melihat sepasang matanya yang indah , berbahagialah karena engkau telah menterjemahkan segala rahasia hati yang bersemayam didalam bathinnya.

Ketika engkau mendengar dirinya bersenandung ,ikutlah bernyanyi bersamanya, karena tidak ada ungkapan yang kasih yang lebih indah-dari ungkapan; yang keluar dari sepasang insan yang sedang dilanda badai asmara.

Ketika engkau melihat cinta dengan hasrat kasih Ilahi , maka berbahagialah karena kidung semesta telah merestui dan memberkati ladang-ladang Ilahi dari hujan yang turun dari kesucian langit

Karena apalah artinya cinta -selain kesejatiannya , cinta telah bahagia dengan mahkota keabadiannya , cinta tidak memerlukan apapun selain darinya , karena cinta telah cukup untuk cinta -ia takkan pernah pudar , selamanya berpijar, serta bersemayam dikedalaman jiwa -setiap insan yang terberkati oleh-Nya.

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..

Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih.

Allah SWT sudah menghitung air matamu.

Ketika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja.

Allah SWT sedang menunggu bersamamu.

Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi..

Allah SWT sudah punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan.

Allah SWT dapat menenangkanmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menyapamu

Allah SWT selalu berada disampingmu.

Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang..

Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang

lebih besar dari segalanya dan Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.

Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang, namun kau tahu cintamu tak terbalas.

Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.

Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan.
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak- jejak harapan.
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur. Allah SWT telah memberkahimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban.

Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi.

Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap. Allah SWT Maha Mengetahui…

AkU MenCinTaiMu KAreNa PrIbAdiMu

 
Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.
Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.


Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini :


Karena akidahnya yang Shahih.
Keluarga adalah salah satu benteng akidah. keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.
Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)


Karena paham agama dan mengamalkannya. 
Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)
Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).
Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.
Dari keturunan yang baik. Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)
Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).
“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)
Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”
Masih gadis. Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.
Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh (Ibnu Majah dan Baihaqi.)
Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”
Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.
Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”


Sehat jasmani dan penyayang. 
Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).
Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)


Berakhlak mulia. 
Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”


Lemah-lembut. 
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”


Menyejukkan pandangan. 
Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)
“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.
Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”


Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban. 
Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”
Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)
Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)


Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa. 
Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”


Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya. 
Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”
Pandai bersyukur kepada suami. Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).


Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat. 
Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.
Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”
Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”
Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.



Semoga bermanfaat....